Jumat, 20 Februari 2009

IBL TANPA "BHINNEKA SOLO"....


Kompetisi IBL kali ini kurang greget untuk orang-orang pegiat basket di Jateng, khususnya di Solo. Gimana enggak!? Nama klub basket ” Bhinneka Solo” yang sudah kondang dan eksis sekian lama dalam dunia per-basket-an hengkang dari kota Solo (home base) dikarenakan Pak Halim Sugiarto (sebagai pemilik klub) di”hukum” oleh Perbasi, dilarang menginjakkan kakinya di lapangan basket di Indonesia untuk kurun waktu tertentu. Berita ramai di surat kabar Surabaya yang juga berskala nasional.

Masalahnya: Pak Halim yang (lagi-lagi) doyan protes atas ke-tidakprofesional-an kerja wasit dalam sebuah even pertandingan basket di Surabaya yang diadakan oleh salah satu ‘ raja media’ di Jawa Timur sebagai sponsor utama bekerja sama dengan salah satu klub basket di Surabaya, CLS.

Bagi pegiat basket maupun penyinta atau pemerhati dunia per-basket-an di Indonesia, yang namanya Pak Halim Bhinneka protes sudah ngga aneh lagi, karena beliau memang selalu akan protes atas suatu ketidak beresan kerja wasit dalam suatu pertandingan. Rasa-rasanya sosok Pak Halim memang masih diperlukan, karena mungkin hanya beliau satu-satunya yang masih mau dan berani protes untuk kinerja wasit yang ngga ‘bener’.

Sedangkan wasitnya kena sanksi atau tidak?, ya ngga ada yang tau, karena juga ngga pernah dimuat di media.

Memang aneh!, beliau protes untuk suatu ketidak beresan kinerja wasit, kok malahan beliau yang dihukum, yang menghukum Perbasi lagi, kalau issuenya mungkin udah basi ya?, tapi ini kan even olah raga yang mana ke-sportifitas-an harus dijunjung tinggi dan dijalankan sepenuhnya , konsekuensi dari protesnya Pak Halim, beliau di hukum, akibatnya ya klubnya dibubarin aja sama pemiliknya, toch beliau nggak boleh nginjek lapangan basket.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar